Pernahkah Anda mendengar tentang camilan yang terbuat dari siput laut? Rujak batu-batu merupakan hidangan khas Tanjung Benoa, Bali yang menawarkan citarasa berbeda dari rujak buah pada umumnya. Kuliner ini menggunakan kerang laut sebagai bahan utama dan disajikan dengan bumbu pedas asam yang menggugah selera.
Apa Itu Rujak Batu-Batu? Makanan Khas Tanjung Benoa yang Unik
Rujak batu-batu adalah hidangan tradisional khas Tanjung Benoa yang menggunakan siput laut sebagai bahan dasar. Berbeda dengan rujak buah yang familiar di lidah kita, sajian ini menghadirkan citarasa laut yang segar dengan bumbu khas yang pedas dan asam.

Bahan Utama: Kerang Laut Sebagai Bahan Dasar
Kerang atau Siput laut yang dipilih untuk rujak ini adalah jenis molusk kecil yang berbentuk seperti batu kerikil. Seafood ini dipilih karena tekstur daging yang kenyal dan rasa laut yang khas. Proses pengolahan siput membutuhkan ketelitian khusus untuk menghasilkan tekstur yang sempurna.
Proses Pengolahan Siput yang Unik
Pengolahan siput untuk rujak ini memerlukan waktu yang cukup lama. Siput direbus dua kali selama beberapa jam untuk memastikan kebersihan dan kelembutan daging. Proses ini juga membantu menghilangkan bau amis yang terlalu kuat dari seafood tersebut.
Bumbu Khas: Perpaduan Asam, Pedas, dan Gurih
Bumbu rujak batu-batu terdiri dari perpaduan cuka, garam, bawang putih, dan cabai rawit. Kombinasi ini menciptakan rasa asam, pedas, dan sedikit gurih yang menjadi ciri khas hidangan ini. Bumbu disiramkan langsung ke atas siput yang sudah dimasak.
Sejarah dan Asal Usul Nama Rujak Batu-Batu
Nama “batu-batu” berasal dari bentuk siput yang menyerupai batu kerikil kecil. Selain itu, proses membelah cangkang siput yang keras seperti batu juga menjadi alasan penamaan makanan ini. Rujak ini telah menjadi makanan tradisional masyarakat Tanjung Benoa sejak puluhan tahun lalu.
Kuliner ini awalnya dikonsumsi oleh nelayan dan masyarakat lokal sebagai camilan setelah melaut. Seiring waktu, hidangan ini mulai dikenal wisatawan dan menjadi salah satu daya tarik kuliner Tanjung Benoa.
Cita Rasa dan Keunikan Rujak Batu-Batu
Rujak batu-batu memberikan sensasi rasa yang unik dan berbeda dari makanan laut lainnya. Rasa asam dari cuka berpadu dengan pedas cabai rawit dan gurih alami dari siput laut. Tekstur siput yang kenyal memberikan sensasi tersendiri saat digigit.
Bagi orang yang baru pertama kali mencoba, mungkin memerlukan adaptasi rasa. Namun, banyak yang kemudian menjadi ketagihan dengan kelezatan hidangan ini. Sensasi segar dan pedas membuat makanan ini cocok disantap saat cuaca panas.
Lokasi Terbaik untuk Menikmati Rujak Batu-Batu
Warung Men Lelet merupakan tempat paling terkenal untuk menikmati rujak batu-batu di Tanjung Benoa. Warung sederhana ini telah menjadi destinasi kuliner yang wajib dikunjungi bagi wisatawan yang datang ke sini.
Warung Men Lelet buka sejak pagi hingga sore dengan suasana yang sederhana dan otentik. Pemilik warung yang ramah akan menyajikan rujak ini dengan cara tradisional. Lokasinya strategis dan mudah ditemukan.
Saat ini, rujak batu-batu juga dapat dipesan melalui platform online seperti Gojek dan Grab. Kemudahan ini memungkinkan wisatawan untuk menikmatinya tanpa harus datang langsung ke warung. Layanan delivery ini sangat membantu terutama bagi yang menginap di hotel-hotel sekitar Tanjung Benoa Bali.

Harga dan Cara Pemesanan
Harga rujak batu-batu sangat terjangkau, mulai dari Rp 4.000 per porsi. Tarif yang ekonomis ini menjadikan rujak ini sebagai kuliner yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Porsi yang disajikan dalam mangkuk kecil cukup untuk satu orang.
Untuk pemesanan, wisatawan dapat langsung datang ke warung atau memesan melalui aplikasi online. Waktu penyajian relatif cepat karena bahan sudah disiapkan sebelumnya. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau melalui berbagai metode digital.
Tips Menikmati Rujak Batu-Batu
Rujak batu-batu itu bukan sekadar camilan. Di balik sepotong mangkuknya, tersembunyi sensasi rasa yang bisa bikin lidah jungkir balik, dari pedas yang menggelitik, asam yang menggigit, sampai manis yang menenangkan. Nah, biar pengalamanmu nyobain kuliner unik ini jadi makin berkesan, ada beberapa trik sederhana yang bisa kamu coba. Yuk, simak!
- Pilih Kerang Laut Segar
Utamakan warung yang menggunakan siput atau kerang laut lokal segar, biasanya tersedia saat air surut, agar tekstur kenyal dan gurih alami tetap terjaga saat disantap. - Sesuaikan Tingkat Kepedasan
Tidak semua orang tahan bumbu asam-pedas sama. Mulailah dengan level cabai sedang, lalu tingkatkan sesuai selera. Banyak warung menyediakan opsi “pedas ringan” hingga “super pedas” untuk pengalaman personal. - Tambahkan Pelengkap Tekstur
Minta taburan kacang goreng atau kerang goreng kering sebagai topping. Kombinasi renyah-garing ini menambah kontras tekstur pada kerang kenyal dan kuah asam-pedas. - Santap Selagi Segar dan Dingin
Rujak batu-batu paling nikmat disajikan dingin atau suhu ruang, sehingga sensasi segar kuah cuka dan pedas cabai benar-benar terasa, jangan tunggu terlalu lama agar kualitas rasa tidak menurun. - Padukan dengan Minuman Penyejuk
Siapkan segelas es gula atau air kelapa muda untuk menetralkan pedas dan menjaga kenyamanan tenggorokan. Perpaduan ini juga meningkatkan kesegaran, terutama setelah beraktivitas di pantai. - Nikmati di Waktu Tepat
Waktu ideal adalah setelah siang hari ketika udara masih hangat. Sensasi segar dan pedas rujak batu-batu jadi lebih menonjol saat perut tidak terlalu kenyang dan cuaca cukup panas. - Cicipi Dua Jenis Kerang
Beberapa warung menawarkan kerang “putih” (lebih besar & gurih) dan “hitam” (lebih kecil & kenyal). Mencoba keduanya membantu menemukan tekstur favorit Anda. - Bereksperimen dengan Nasi
Bagi yang gemar nasi, campurkan rujak batu-batu dengan seporsi nasi putih hangat. Cara ini populer di kalangan penggemar lokal untuk membuat rujak lebih mengenyangkan.
Dengan menerapkan tips di atas, setiap suapan akan menghadirkan sensasi autentik kuliner Tanjung Benoa yang menyegarkan, pedas, dan penuh tekstur.

Manfaat Kesehatan Siput Laut
Siput laut yang menjadi bahan utama rujak batu-batu memiliki berbagai manfaat kesehatan. Molusk ini mengandung protein tinggi, mineral, dan vitamin yang baik untuk tubuh. Kandungan zat besi dalam siput juga membantu mencegah anemia.
Namun, konsumsi siput harus dalam batas wajar dan dari sumber yang terpercaya untuk menghindari risiko kontaminasi. Bagi yang memiliki alergi seafood, disarankan untuk tidak mengonsumsi hidangan ini.
Pengalaman Kuliner yang Tak Terlupakan
Menikmati rujak batu-batu tidak hanya tentang rasa, tetapi juga pengalaman kuliner yang autentik. Suasana warung tradisional dengan view laut Tanjung Benoa menambah kenikmatan tersendiri. Interaksi dengan penjual dan masyarakat lokal juga memberikan pengalaman budaya yang berkesan.
Banyak wisatawan yang mengabadikan momen menikmati rujak batu-batu sebagai dokumentasi perjalanan kuliner mereka. Makanan ini menjadi salah satu highlight dari wisata kuliner di Bali.
Pengaruh Rujak Batu-Batu pada Wisata Kuliner Bali
Rujak ini telah menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner Bali yang unik. Kehadiran kuliner ini memperkaya khazanah gastronomi yang sudah terkenal dengan berbagai hidangan tradisional. Wisatawan dari berbagai negara tertarik untuk mencoba pengalaman kuliner yang tidak biasa ini.
Popularitas rujak ini juga membantu mengangkat nama Tanjung Benoa sebagai destinasi wisata kuliner. Hal ini memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal.
Kesimpulan
Rujak batu-batu adalah kuliner unik yang wajib dicoba saat berkunjung ke Tanjung Benoa, Bali. Dengan bahan utama siput laut dan bumbu pedas asam yang khas, hidangan ini menawarkan sensasi rasa yang berbeda dari rujak pada umumnya. Warung Men Lelet menjadi destinasi utama untuk menikmati rujak ini dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 4.000 per porsi.
Keunikan rujak ini tidak hanya terletak pada bahan dan rasanya, tetapi juga pada pengalaman kuliner yang autentik. Bagi wisatawan yang ingin merasakan citarasa lokal yang berbeda, rujak ini adalah pilihan yang tepat. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan hidangan ini saat berkunjung ke Tanjung Benoa!
Penasaran dengan rasanya? Kunjungi Warung Men Lelet sekarang dan rasakan sensasi kuliner unik yang tidak akan Anda temukan di tempat lain!
Bagi yang ingin tahu harga paket watersport Tanjung Benoa, silakan kontak kami melalui WhatsApp ya
FAQ
Berikut pertanyaan yang paling sering diajukan
Rujak Batu-Batu adalah camilan tradisional khas Tanjung Benoa, Bali, yang terbuat dari siput atau kerang laut kecil (“batu-batu”) yang direbus, kemudian disiram kuah bumbu pedas asam berbahan cuka, garam, bawang putih, dan cabai rawit
Istilah “batu-batu” merujuk pada cangkang keras siput laut yang menyerupai batu kerikil dan proses membelah cangkang yang sulit
Berbeda dari rujak buah yang menggunakan buah segar, Rujak Batu-Batu memakai kerang laut kenyal disiram kuah cuka pedas dingin. Sensasi asam, pedas, dan gurih serta tekstur kenyal siput membedakannya dari hidangan seafood lain seperti ikan bakar atau kerang saus tiram
Harga per porsi berkisar Rp 4.000–5.000, tergantung warung. Porsi dijual dalam kemasan plastik kecil atau mangkuk
Warung Man Lelet (atau Men Lelet) di Banjar Tengah, Desa Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, adalah destinasi legendaris dengan stok kerang hingga 3 kg per hari
Warung umumnya buka pukul 10.00–18.00 WITA. Pemesanan dapat dilakukan langsung di warung atau melalui platform online seperti Gojek dan Grab untuk delivery ke hotel sekitar Tanjung Benoa
Siput laut secara dasar halal, namun resep bumbu di beberapa warung bisa berbeda (misalnya penggunaan kaldu bubuk non-halal). Dianjurkan menanyakan komposisi bumbu langsung kepada penjual untuk memastikan status halal
Rujak ini lahir dari akulturasi budaya nelayan Bali dan pedagang Tionghoa sejak abad ke-16, memadukan tradisi saus cuka Asia dengan hasil tangkapan laut lokal
Kerang direbus dua kali selama beberapa jam lalu disajikan dingin. Nikmati selagi segar, tambahkan kacang goreng untuk tekstur ekstra, dan siapkan minuman dingin karena bumbunya cukup pedas
Selain kelezatan, rujak ini mencerminkan warisan budaya maritim Tanjung Benoa, akulturasi Bali-Tionghoa, dan tantangan ekologi laut lokal. Melestarikannya berarti menjaga identitas kuliner dan sejarah masyarakat pesisir
Tinggalkan komentar