Bali yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, juga menyimpan sejuta pesona dalam hal toleransi beragama. Di tengah mayoritas penduduk yang beragama Hindu, terdapat sebuah tempat di Jalan Raya Kurusetra, Nusa Dua, yang menjadi simbol nyata kerukunan antar umat beragama.
Namanya Puja Mandala, kompleks peribadatan yang unik karena di dalamnya terdapat 5 tempat ibadah dari agama yang berbeda, berdiri berdampingan dengan damai.
Tempat ini dapat dicapai dari pusat Kota Denpasar dengan berkendara selama 30 menit melintasi By Pass I Gusti Ngurah Rai. Atau malah lebih dekat kalau dari Tanjung Benoa Bali. Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang Puja Mandala Bali, sejarahnya, keunikannya, dan tips bagi Anda yang ingin mengunjunginya.
Keunikan Puja Mandala
Puja Mandala Bali bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga memiliki keunikan yang menjadikannya daya tarik wisata religi:
- Simbol Kerukunan: Puja Mandala merupakan simbol nyata kerukunan umat beragama di Indonesia, di mana pemeluk agama yang berbeda dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Lebih dari sekadar tempat ibadah, Puja Mandala juga berfungsi sebagai pusat dialog dan pemahaman antaragama.
- Aktivitas Keagamaan: Puja Mandala menjadi tempat berlangsungnya berbagai aktivitas keagamaan, seperti perayaan hari besar keagamaan, ibadah rutin, dan kegiatan sosial keagamaan. Keunikan Puja Mandala juga terlihat dari seringnya upacara keagamaan dari berbagai agama berlangsung secara bersamaan, menunjukkan harmoni dan saling menghormati antar umat beragama.
- Objek Wisata: Puja Mandala menjadi salah satu objek wisata religi populer di Bali, yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sejarah Puja Mandala
Puja Mandala Bali berlokasi di Nusa Dua, sekitar 23 km dari pusat Kota Denpasar. Kompleks ini dibangun pada tahun 1994 dan diresmikan pada 22 Desember 1997. Puja Mandala didirikan atas prakarsa Bali Tourism Development Corporation (BTDC) dengan tujuan untuk menciptakan simbol kerukunan umat beragama di Bali.
Awal mula pembangunan Puja Mandala dilatarbelakangi oleh kesulitan warga Muslim, yang sebagian besar merupakan pendatang dari Jawa, untuk memiliki masjid sendiri di daerah Nusa Dua. Kemudian, gagasan ini berkembang menjadi pembangunan kompleks peribadatan yang mengakomodasi lima agama resmi di Indonesia pada saat itu, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Buddha, dan Hindu.
Tempat Ibadah di Puja Mandala
Berikut adalah lima tempat ibadah yang terdapat di Puja Mandala Nusa Dua:
- Masjid Agung Ibnu Batutah (Islam): Masjid ini memiliki atap tumpang susun yang menjadi ciri khas masjid di Jawa. Masjid Agung Ibnu Batutah mampu menampung hingga 3.000 jamaah.
- Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa (Katolik): Gereja ini memiliki menara tunggal. Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa juga melayani umat dengan misa berbahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
- Gereja Protestan Bukit Doa (Protestan): Gereja ini memiliki arsitektur yang memadukan unsur modern dan tradisional Bali.
- Vihara Buddha Guna (Buddha): Vihara ini tampak megah dengan ornamen berwarna putih dan emas, serta dihiasi patung gajah putih di bagian depan.
- Pura Jagatnatha (Hindu): Pura ini dibangun dengan megah seperti pura Hindu Bali lainnya di pulau itu, dengan tangga naga dan gerbang, dinding, dan tempat suci yang diukir dengan indah.
Kelima tempat ibadah ini berdiri berdampingan tanpa sekat, menjadi bukti nyata toleransi antar umat beragama di Pulau Dewata.
Arsitektur Puja Mandala
Masing-masing tempat ibadah di Puja Mandala memiliki arsitektur yang unik dan mencerminkan nilai-nilai agama yang dianutnya, seperti:
- Masjid Agung Ibnu Batutah, memiliki atap tumpang susun yang merupakan ciri khas masjid di Jawa.
- Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa memiliki menara tunggal.
- Vihara Buddha Guna dihiasi dengan ornamen putih dan emas serta patung gajah putih.
- Pura Jagatnatha, sebagai representasi agama Hindu, memiliki arsitektur khas Bali dengan gapura dan ukiran yang indah.
Keberagaman arsitektur ini semakin memperkaya Puja Mandala sebagai simbol kerukunan dan toleransi.
Tips Mengunjungi Puja Mandala
Bagi Anda yang sudah main watersport Tanjung Benoa dan ingin mengunjungi Puja Mandala Bali, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:
- Etika Berkunjung: Berpakaian sopan dan tertutup, serta hormati umat beragama lain yang sedang beribadah.
- Aksesibilitas: Puja Mandala mudah diakses dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Tersedia area parkir yang luas untuk pengunjung.
- Fasilitas: Puja Mandala dilengkapi dengan fasilitas umum seperti toilet, tempat wudhu, dan area istirahat.
- Jam Operasional: Puja Mandala beroperasi untuk wisatawan mulai pukul 08.00 WITA hingga 16.00 WITA, sedangkan hari Minggu, buka hingga pukul 12.00 WITA. Pada saat acara-acara keagamaan tertentu atau hari raya besar, kemungkinan ada beberapa pengaturan khusus mengenai jam kunjungan atau area yang dibatasi.
Penutup
Puja Mandala Bali adalah bukti nyata bahwa toleransi dan kerukunan antar umat beragama dapat terwujud di Indonesia. Keberadaan 5 tempat ibadah dari agama yang berbeda dalam 1 kompleks menjadi simbol persatuan dan harmoni.
Puja Mandala bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga objek wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Dengan memahami sejarah, keunikan, dan etika berkunjung ke tempat ini, diharapkan kunjungan Anda akan memberikan pengalaman yang berkesan dan memperkaya wawasan tentang kerukunan umat beragama di Indonesia.
Puja Mandala Bali tidak hanya menjadi contoh bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia, tentang bagaimana masyarakat yang beragam dapat hidup bersama dalam damai dan saling menghormati. Experience the beauty of religious harmony firsthand by visiting Puja Mandala on your next trip to Bali.